Selasa, 08 November 2016

MATERI PELAJARAN SEJARAH TENTANG ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

ASAL USUL DAN PERSEBARAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

Penduduk asli Kepulauan Indonesia adalah ras berkulit gelap dan bertubuh kecil. Mereka mulanya tinggal di Asia bagian tenggara. Ketika zaman es mencair dan air laut naik hingga terbentuk Laut Cina Selatan dan Laut Jawa, sehingga memisahkan pegunungan vulkanik Kepulauan Indonesia dari daratan utama. Beberapa penduduk asli Kepulauan Indonesia tersisa dan menetap di daerah-daerah pedalaman, sedangkan daerah pantai dihuni oleh penduduk pendatang. Penduduk asli itu disebut sebagai suku bangsa Vedda oleh Sarasin. Ras yang masuk dalam kelompok ini adalah suku bangsa Hieng di Kamboja, Miaotse, Yao-Jen di Cina, dan Senoi di Semenanjung Malaya.
Beberapa suku bangsa seperti Kubu, Lubu, Talang Mamak yang tinggal di Sumatra dan Toala di Sulawesi merupakan penduduk tertua di Kepulauan Indonesia. Mereka mempunyai hubungan erat dengan nenek moyang Melanesia masa kini dan orang Vedda yang saat ini masih terdapat di Afrika, Asia Selatan, dan Oceania. Vedda itulah manusia pertama yang datang ke pulau-pulau yang sudah berpenghuni. Mereka membawa budaya perkakas batu. Kedua ras Melanesia dan Vedda hidup dalam budaya mesolitik.
Pendatang berikutnya membawa budaya baru yaitu budaya neolitik. Para pendatang baru itu jumlahnya jauh lebih banyak daripada penduduk asli. Mereka datang dalam dua tahap. Mereka itu oleh Sarasin disebut sebagai Proto Melayu dan Deutro Melayu. Kedatangan mereka terpisah diperkirakan lebih dari 2.000 tahun yang lalu.
1. Proto Melayu
Proto Melayu diyakini sebagai nenek moyang orang Melayu Polinesia yang tersebar dari Madagaskar sampai pulau-pulau paling timur di Pasifik. Mereka diperkirakan datang dari Cina bagian selatan. Ras Melayu ini mempunyai ciri-ciri rambut lurus, kulit kuning kecoklatan-coklatan, dan bermata sipit. Dari Cina bagian selatan (Yunan) mereka bermigrasi ke Indocina dan Siam, kemudian ke Kepulauan Indonesia. Mereka itu mula-mula menempati pantai-pantai Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat. Ras Proto Melayu membawa peradaban batu di Kepulauan Indonesia. Ketika datang para imigran baru, yaitu Deutero Melayu (Ras Melayu Muda). Mereka berpindah masuk ke pedalaman dan mencari tempat baru ke hutan-hutan sebagai tempat huniannya. Ras Proto Melayu itu pun kemudian mendesak keberadaan penduduk asli. Kehidupan di dalam hutan-hutan menjadikan mereka terisolasi dari dunia luar, sehingga memudarkan peradaban mereka. Penduduk asli dan ras proto melayu itu pun kemudian melebur. Mereka itu kemudian menjadi suku bangsa Batak, Dayak, Toraja, Alas, dan Gayo.
Kehidupan mereka yang terisolasi itu menyebabkan ras Proto Melayu sedikit mendapat pengaruh dari kebudayaan Hindu maupun Islam dikemudian hari. Para ras Proto Melayu itu kelak mendapat pengaruh Kristen sejak mereka mengenal para penginjil yang masuk ke wilayah mereka untuk memperkenalkan agama Kristen dan peradaban baru dalam kehidupan mereka. Persebaran suku bangsa Dayak hingga ke Filipina Selatan, Serawak, dan Malaka menunjukkan rute perpindahan mereka dari Kepulauan Indonesia. Sementara suku bangsa Batak yang mengambil rute ke barat menyusuri pantai-pantai Burma dan Malaka Barat. Beberapa kesamaan bahasa yang digunakan oleh suku bangsa Karen di Burma  banyak mengandung kemiripan dengan bahasa Batak.

2. Deutro Melayu
Deutero Melayu merupakan ras yang datang dari Indocina bagian utara. Mereka membawa budaya baru berupa perkakas dan senjata besi di Kepulauan Indonesia, atau Kebudayaan Dongson. Mereka seringkali disebut juga dengan orang-orang Dongson. Peradaban mereka lebih tinggi daripada rasa Proto Melayu. Mereka dapat membuat perkakas dari perunggu. Peradaban mereka ditandai dengan keahlian mengerjakan logam dengan sempurna. Perpindahan mereka ke Kepulauan Indonesia dapat dilihat dari rute persebaran alat-alat yang mereka tinggalkan di beberapa kepulauan di Indonesia, yaitu berupa kapak persegi panjang. Peradaban ini dapat dijumpai di Malaka, Sumatera, Kalimantan, Filipina, Sulawesi, Jawa, dan Nusa Tenggara Timur.
Dalam bidang pengolahan tanah mereka mempunyai kemampuan untuk membuat irigasi pada tanah-tanah pertanian yang berhasil mereka ciptakan, dengan membabat hutan terlebih dahulu. Ras Deutero Melayu juga mempunyai peradaban pelayaran lebih maju dari pendahulunya karena petualangan mereka sebagai pelaut dibantu dengan penguasaan mereka terhadap ilmu perbintangan. Perpindahan ras Deutero Melayu juga menggunakan jalur pelayaran laut. Sebagian dari ras Deutero Melayu ada yang mencapai Kepulauan Jepang, bahkan kelak ada yang hingga sampai Madagaskar.

3. Melanesoid
Ras lain yang juga terdapat di Kepulauan Indonesia adalah ras Melanesoid. Mereka tersebar di lautan Pasifik di pulau-pulau yang letaknya sebelah Timur Irian dan benua Australia. Di Kepulauan Indonesia mereka tinggal di Papua. Bersama dengan Papua-Nugini dan Bismarck, Solomon, New Caledonia dan Fiji, mereka tergolong rumpun Melanesoid. Menurut Daldjoeni suku bangsa Melanesoid sekitar 70% menetap di Papua, sedangkan 30% lagi tinggal di beberapa kepulauan di sekitar Papua dan Papua-Nugini.
Pada mulanya kedatangan Bangsa Melanesoid di Papua berawal saat zaman es terakhir, yaitu tahun 70.000 SM. Pada saat itu Kepulauan Indonesia belum berpenghuni. Ketika suhu turun hingga mencapai kedinginan maksimal, air laut menjadi beku. Permukaan laut menjadi lebih rendah 100 m dibandingkan permukaan saat ini. Pada saat itulah muncul pulau-pulau baru. Adanya pulau-pulau itu memudahkan mahkluk hidup berpindah dari Asia menuju kawasan Oseania.
Bangsa Melanesoid melakukan perpindahan ke timur hingga ke Papua, selanjutnya ke Benua Australia, yang sebelumnya merupakan satu kepulauan yang terhubungan dengan Papua. Bangsa Melanesoid saat itu hingga mencapai 100 ribu jiwa meliputi wilayah Papua dan Australia. Peradaban bangsa Melanesoid dikenal dengan paleotikum.
Pada saat masa es berakhir dan air laut mulai naik lagi pada tahun 5000 S.M, kepulauan Papua dan Benua Australia terpisah seperti yang dapat kita lihat saat ini. Pada saat itu jumlah penduduk mencapai 0,25 juta dan pada tahun 500 S.M. mencapai 0,5 jiwa.
Asal mula bangsa Melanesia, yaitu Proto Melanesia merupakan penduduk pribumi di Jawa. Mereka adalah manusia Wajak yang tersebar ke timur dan menduduki Papua, sebelum zaman es berakhir dan sebelum kenaikan permukaan laut yang terjadi pada saat itu. Di Papua manusia Wajak hidup berkelompok-kelompok kecil di sepanjang muara-muara sungai. Mereka hidup dengan menangkap ikan di sungai dan meramu tumbuh-tumbuhan serta akar-akaran, serta berburu di hutan belukar. Tempat tinggal mereka berupa perkampungan perkampungan yang terbuat dari bahan-bahan yang ringan. Rumah-rumah itu sebenarny hanya berupa kemah atau tadah angin, yang sering didirikan menempel pada dinding gua yang besar. Kemah-kemah dan tadah angin itu hanya digunakan sebagai tempat untuk tidur dan berlindung, sedangkan aktifitas lainnya dilakukan di luar rumah.
Bangsa Proto Melanesoid terus terdesak oleh bangsa Melayu. Mereka yang belum sempat mencapai kepulauan Papua melakukan percampuran dengan ras baru itu. Percampuran bangsa Melayu dengan Melanesoid menghasilkan keturunan Melanesoid Melayu, saat ini mereka merupakan penduduk Nusa Tenggara Timur dan Maluku.


DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Sejarah Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaa.

CONTOH-CONTOH MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN SEJARAH

5.      MEDIA POWER POINT
Media power point merupakan media yang dapat ditampilkan berbentuk slide dengan menggunakan komputer. Media power point digunakan sebagai alat untuk presentasi dengan kemampuan penngelolaan teks, warna, dan gambar, serta animasi-animasi yang bisa diolah sendiri sesuai dengan kratifitas penggunanya. Berikut karakteristik power point yang efektif:
a)   Dalam 1 slide harus berisi title dan sub title yang berbeda huruf. Huruf yang digunakan bisa berupa arial, verdana, dan tahoma.
b)   Dalam 1 slide harus ada pembatasan (blod, italic, underline, size changes) dengan ketentuan maksimal 4 penggunaan.
c)    Warna yang digunakan tidak boleh kontras dengan background. Dengan menjauhi warna pokok yaitu merah, kuning, dan hijau.
d)    Ukuran huruf yang digunakan dalam title sebesar 30-40, sedangkan untuk ukuran huruf content sebesar 20-30.
e)     Dalam 1 slide tidak boleh lebih dari 10-12 garis dengan rata kanan-kiri.
f)    Jika ada slide lanjutan, maka harus ditulis title dalam slide tersebut dan di pojok bawah harus diberi kata “lanjutan”.
g)    Jika menggunakan gambar dan animasi dalam slide harus sesuai dengan topik pembahasan, dan hindari background yang memiliki warna kontras.

Berikut contoh media pembelajaran power point:

Slide 1 
 Gambar judul materi pelajaran dalam power point

      Gambar slide 1 pertama menunjukkan judul materi pelajaran yang akan dibahas, kompetensi dasar, dan nama penulis. Slide di atas masih memiliki kekurangan terkait judul yang harus diblod agar nampak lebih jelas penulisannya. Tulisan judul yang digunakan sudah sesuai, yaitu dengan menggunakan huruf jenis Tahoma ukuran 40, dan content menggunakan jenis huruf arial ukuran 30.

Slide 2
Gambar deskripsi materi pelajaran dalam power point

      Gambar slide 2 di atas sudah memberikan deskripsi tentang materi pelajaran dengan menggunakan huruf jenis Tahoma ukuran 35 dan subtitle menggunakan huruf jenis Arial ukuran 28 yang di blod, serta content yang ditulis menggunakan huruf Arial ukuran 24.

Slide 3
Gambar shapes atau smart art mengenai materi pelajaran dalam power point


      Gambara slide 3 ini sudah memberikan shapes atau smart art dengan title menggunakan huruf jenis Tahoma ukuran 30, dan subtitle serta content menggunakan jenis huruf Arial ukuran 28, namun yang membedakan hanya subtitle dibold. Sebaiknya penempatan shapes atau smart art tidak terlalu dekat dengan garis tepi power point.

Slide 4
Gambar berisi video dan audio yang berisi materi pelajaran

      Gambar slide 4 di atas yang berisi gambar yang  memberikan keterangan mengenai audio dan visual mengenai materi pelajaran. Dalam slide ini kurang diberikan deskripsi tentang video dan audio mengenai materi yang akan dibahas.

Slide 5
Gambar power point berisi hyperlink alamat website materi pelajaran

Gambar slide 5 ini juga terdapat deskripsi dan hyperlink alamat atau link website yang berisi materi pelajaran yang saling berkaitan.

6.      MEDIA PREZI
Media pembelajaran online berbasis aplikasi yang merupakan media pembelajaran berbasis teknologi dan informasi karena menggunakan perangkat komputer yang terkoneksi dengan internet. Prezi adalah bagian perangkat lunak yang digunakan secara gratis melalui media online. Prezi memiliki desain dasar template yang memungkinkan kombinasi teks, gambar, video, audio, dan hyperlink. Daryanto dalam Wulandari (2014:29) berpendapat bahwa media pembelajaran online berbasis aplikasi prezi dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran, dalam hal merangsang pilihan, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga secara sengaja proses belajar dapat bertujuan, terjadi, dan terkendali. Pembuatan prezi hampir sama dengan power point, yang membedakan hanya jika prezi harus menggunakan koneksi internet karena merupakan aplikasi online, sedangkan power point tidak menggunakan koneksi internet.

Bagian 1
Gambar judul prezi

      Gambar prezi di atas berisi mengenai judul materi pelajaran, kompetensi dasar, dan nama penulis. kekurangan dari gambar di atas adalah mengenai tampilan yang kurang menarik. serasa media tersebut kurang menarik perhatian pembaca karena kurang warna lain, misalnya diberi warna animasi merah atau warna lain agar lebih menarik.

Bagian 2
Gambar prezi yang berisi diskripsi dan hyperlink alamat website

      Gambar prezi di atas berisi mengenai teori-teori asal usul nenek moyang bangsa Indonesia dan terdapat alamat atau link website. Jika memilih background dengan bentuk lingkaran, sebaiknya dalam penulisan keterangan yang ada di dalamnya menggunakan shapes berbentuk kotak atau persegi agar penulisan deskripsi dapat ditulis secara rapi dan lebih meminimalkan huruf yang digunakan. Sebaiknya dalam bagian prezi di atas diberi warna lain, agar lebih menarik dan tidak bosan melihat warna yang monoton.

Bagian 3
Gambar prezi yang berisi bagan deskripsi materi pelajaran.

      Gambar prezi di atas berisi asal usul nenek moyang bangsa indonesia yang dijelaskan dengan beberapa bagian prezi selanjutnya.
 
Bagian 4
Gambar prezi yang berisi deskripsi materi pelajaran.
      Gambar prezi menjelaskan mengenai asal usul nenek moyang bangsa Indonesia yaitu proto Melayu. Penggunaan gambar pada setiap slide prezi sudah sesuai dengan konten materi pelajaran.
     
Bagian 5
Gambar prezi yang berisi deskripsi materi pelajaran.

      Gambar prezi menjelaskan mengenai asal usul nenek moyang bangsa Indonesia yaitu deutro Melayu. Penggunaan gambar pada setiap slide prezi sudah sesuai dengan konten materi pelajaran.

Bagian 6
Gambar prezi yang berisi deskripsi materi pelajaran.
Gambar prezi menjelaskan mengenai asal usul nenek moyang bangsa Indonesia yaitu melanesoid. Penggunaan gambar pada setiap slide prezi sudah sesuai dengan konten materi pelajaran.

Bagian 7
Gambar prezi yang berisi shapes materi pelajaran.
      Gambar prezi  di atas menjelaskan mengenai jalur penyebaran nenek moyang bangsa Indonesia. Dengan menggunakan shapes agar lebih menarik dan lebih rapi dalam menulis.


Bagian 8
Gambar prezi yang berisi video materi pelajaran.

      Gambar prezi di atas menjelaskan mengena video yang terkait dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Kekurangan dalam bagian di atas tidak dijelakan mengenai deskripsi dari video tersebut.

Bagian 9
Gambar prezi yang berisi audio materi pelajaran.

      Gambar prezi  di atas menjelaskan mengenai audio yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Kekurangan dalam bagian di atas tidak dijelaskan deskripsi  yang terdapat dalam audio tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Nurkholis, A. 2015. “Pengembangan Media Pembelajaran Mind Map Berbasis Adobe Flash dalam Pokok Bahasan Transistor di SMK Negeri 1 Magelang”. Tidak Diterbitkan. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Syah, Natriani Ramlah. 2015. “Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV SDN 54 Kota Parepare”. Jurnal Publikasi Pendidikan. Vol 5 (3) 184.

Susilana, R dan Riyana C. 2009. Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima.

Susilowati, H. 2011. “Pengembangan Media Pembelajaran Chart dan Job Sheet Proporsi Tubuh Wanita pada Mata Diklat Menggambar Busana di SMK Marsudirini Marganingsih Surakarta”. Tidak Diterbitkan. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Wulandari, E. 2014. “Pengembangan Desain Media Pembelajaran Online Berbasis Aplikasi Prezi pada Standar Kompetensi Korespondensi Bahasa Indonesia SMK Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran”. Tidak Diterbitkan. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Yohana, A. 2011. ”Studi Tentang Media Pembelajaran yang Digunakan pada Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo. Tidak Diterbitkan. Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Oleh:
Suci Rahayu
NIM. 150210302064
FKIP/Pendidikan Sejarah
Universitas Jember

CONTOH MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN SEJARAH

Berikut merupakan contoh-contoh media pembelajaran:
1.      MEDIA GRAFIS
Media grafis merupakan media penyajian informasi dengan bentuk lukisan, sketsa, kata-kata, simbol, gambar, yang mendekati bentuk aslinya. Desain grafis adalah salah satu bentuk seni lukis (gambar) terapan yang memberikan kebebasan kepada perancang untuk memilih, menciptakan, atau mengatur elemen rupa seperti ilustrasi, foto, tulisan, dan garis di atas suatu alat dengan tujuan untuk diproduksi dan dikomunikasikan sebagai sebuah pesan. Grafik memberikan representasi visual data yang berbentuk angka (numerik). Grafik visual lebih menarik daripada bentuk tabel. Grafik memiliki 4 macam tipe yaitu grafik bar, batang, bergambar, dan lingkaran.
Karakteristik grafik yang efektif adalah sebagai berikut:
a)      Grafik dapat menganalisis atau mengetahui data yang lebih komplek.
b)      Grafik dapat memberikan pemahaman kemampuan yang akan dibuat.
c)      Dalam grafik harus ada warna yang sesuai untuk membandingkan dengan data yang lain.
d)     Dalam grafik perlu diberi hiasan yang sesuai dengan tema pembahasan dalam informasi yang ditentukan.

Berikut contoh Media Pembelajaran Grafik:
 
 Gambar grafik batang

Gambar media pembelajaran di atas merupakan contoh media pembelajaran sejarah yang berbentuk grafik. Media pembelajaran di atas menunjukkan grafik batang mengenai tahun kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia yaitu proto melayu, deutro melayu dan melanesoid.
Kritik terhadap media pembelajaran yang terdapat dalam contoh gambar grafik di atas:
a.   Dalam membuat grafik seharusnya dilakukan pengukuran data yang sesuai dan data numerik harus memiliki kelipatan yang seimbang. Misal dari kelipatan 2, 4, 6, dst. Contoh gambar grafik tersebut tidak menunjukkan kelipatan yang seimbang, sehingga grafik tersebut belum efektif.
b.    Contoh grafik di atas sudah menunjukkan warna yang sesuai untuk membedakan data satu dengan data yang lain, dengan diberi warna hijau untuk jenis manusia proto melayu, warna merah untuk jenis manusia deutrto melayu, dan warna biru untuk jenis manusia melanesoid.
c.    Contoh grafik di atas sudah memberikan keterangan yang lebih kompleks, dengan diketahui jenis manusia dan tahun kedatangannya.
d.    Contoh grafik sebaiknya menggunakan tulisan print, jika tulisannya dirasa jelek.

2.      MEDIA CHART
Bagan atau chart termasuk media visual, yang mempunyai fungsi pokok yang menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis. Chart memiliki representasi visual dari kronologi, berkualitas, dan bertingkat. Chart biasanya direpresentasikan di dalam text book dan flow chart.
Karakteristik chart yang efektif adalah sebagai berikut:
a)      Dapat mendiskripsikan mengenai tujuan yang akan dicapai.
b)    Chart yang dapat mengurangi verbalis (kata-kata) agar dalam menyampaikan informasi mudah dipahami.
c)     Chart yang simple lebih baik daripada yang komplek (Keep it Simple of Student).
d)     Chart harus bisa menyampaikan komunikasi.
e)     Informasi yang dijelaskan dengan kata harus sesuai dengan media visual yang digunakan.

Berikut contoh media pembelajaran chart:
 
 Gambar chart

Gambar chart di atas merupakan salah satu contoh media pembelajaran sejarah. Media pembelajaran di atas menjelaskan mengenai jalur penyebaran nenek moyang bangsa Indonesia. Jalur penyebarannya dimulai dari Cina Selatan sehingga kemudia menyebar ke wilayah-wilayh Indonesia.
Kritik terhadap media pembelajaran yang terdapat dalam contoh gambar chart:
a. Contoh chart di atas sebaiknya menggunakan tulisan diprint, agar tulisan masing-masing ketarangan dalam chart bisa jelas dan rapi.
b.  Dalam pembuatan chart sebaiknya diberi keterangan pada setiap garis agar dapat memberikan penjelasan yang lebih kompleks
c.    Pemberian warna pada setiap keterangan lebih diperhatikan karena jika dilihat tulisannya kurang jelas. Hidari warna gelap bertemu dengan gelap, misal biru tua dengan hitam.

3.      MEDIA PETA KONSEP
Menurut Novak dan Gowin, Peta Konsep adalah suatu gambaran skematis untuk mempresentasikan suatu rangkaian konsep dan kaitan antar konsep-konsep. Peta ini mengungkapkan hubungan-hubungan yang berarti antara konsep-konsep dan menekankan gagasan-gagasan pokok. Peta Konsep disusun hirarkis, konsep yang lebih umum berada diatas dalam peta itu, sedangkan yang khusus dibawah. Peta konsep adalah cara kreatif peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, atau merencanakan penelitian baru. Peta konsep dapat mempermudah peserta didik untuk mengingat banyak informasi.

Berikut contoh media pembelajaran peta konsep:
 

Gambar peta konsep

Media pembelajaran di atas merupakan salah satu media pembelajaran sejarah yang berbentuk peta konsep. Pada media tersebut dijelaskan mengenai asal usul nenek moyang bangsa Indonesia yang kemudian dipetakan menjadi beberapa konsep diantaranya adalah fosil manusia purba, persebaran manusia purba, hipotesis tentang asal usul dan persebaran manusia, serta perkembangan teknologi dan sistem kepercayaan manusia awal neolitikum dan megalitikum.
Kritik terhadap media pembelajaran yang terdapat dalam contoh gambar peta konsep:
a.    Peta konsep hampir sama dengan chart, hanya saja jika peta konsep lebih menitikberatkan pada konsep-konsep yang lebih banyak menggunakan hubungan konsep satu dengan yang lain.
b.   Contoh peta konsep di atas, sebaiknya ditulis dengan menggunakan tulisan print agar tulisan terlihat jelas dan rapi.
c.     Contoh peta konsep di atas sudah memberikan keterangan keterkaitan konsep satu dengan yang lain. peta konsep lebih banyak menggunakan kata-kata yang lebih kompleks.

4.      MEDIA MIND MAPPING
Menurut Shoimin dalam Syah (2015:184), peta pikiran atau mind mapping adalah teknik pemanfaatan seluruh otak dengan menggunakan citra visual dan perasaan grafis lainnya untuk membentuk kesan. Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita (Buzan, dalam Imaduddin, dkk, 2012:66). Catatan yang dibuat tersebut membentuk gagasan yang saling berkaitan, dengan topik utama di tengah dan subtopik serta perincian mejadi cabang-cabangnya. Hal tersebut dapat menjadikan siswa merasa senang dan tidak bosan dalam mengikuti pelajaran, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar (Wicoff dalam Imaduddin, dkk, 2012:66).

Berikut contoh media pembelajaran mind mapping:
 

Gambar mind mapping

 Gambar di atas merupakan salah satu media pembelajaran sejarah yang berbentuk min mapping. Pada media di atas menjelaskan mengenai teori-teori asal usul nenek moyang bangsa Indonesia.
Kritik terhadap media pembelajaran yang terdapat dalam contoh gambar grafik:
a.   Contoh mind mapping di atas sebaiknya ditulis dengan huruf yang besar. Jika kertas yang digunakan kurang besar sebaiknya menggunakan dua kertas manila atau lebih agar keterangan dalam media tersebut bisa dilihat dengan jelas dan ukuran huruf yang digunakan juga bisa diperbesar.
b.  Penggunaan warna dalam setiap tulisan lebih baik dibedakan, karena dapat memberikan keterangan yang berbeda dengan keterangan yang lain.
c.     Jika tulisannya masih belum rapi dan belum jelas, lebih baik menggunakan tulisan yang diprint agar kelihatan rapi dan jelas.
Secara keseluruhan, mind map membantu seseorang untuk memahami suatu bahasan dan memermudah seseorang menganalisis suatu permasalahan. Menurut Susana Widyastuti dalam Nurkholis (2015:16) beberapa manfaat penggunaan mind map adalah:
a)      Membebaskan imajinasi dalam menggali ide-ide sehingga menjadi lebih kreatif.
b)      Lebih mudah mengingat fakta dan angka.
c)      Membantu berkonsentrasi dan menghemat waktu.
d)     Cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak, yang merupakan cara mencatat yang kreatif dan efektif.
e)      Membantu otak berpikir secara teratur.
f)       Proses belajar akan terasa lebih mudah.